SDN WINDUSENGKAHAN DILIHAT DARI ANGKASA

SELAMAT DATANG DI WEBBLOG JARINGAN PENDIDIKAN DASAR SD/MI DAN SMP/MTS KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT INDONESIA

Kamis, 26 Januari 2012

BEASISWA MISKIN

Itu sebabnya yang disiapkan bagi para penerima bantuan siswa miskin ini adalah data nama dan alamat, atau by name by address
"Itu sebabnya yang disiapkan bagi para penerima bantuan siswa miskin ini adalah data nama dan alamat, atau by name by address," kata Nuh, dalam jumpa pers akhir tahun yang digelar di Gedung Kemdikbud, Jakarta, Jumat (30/12/2011).

Pemberian subsidi ini, kata Nuh, diharapkan dapat mengurangi beban pengeluaran keluarga miskin untuk pendidikan. Selain itu juga  meningkatkan angka melanjutkan siswa antar jenjang pendidikan, menurunkan angka putus sekolah di semua jenjang pendidikan, serta penurunan kesenjangan pendidikan antara kelompok sosial ekonomi dan antar wilayah.


Seperti diberitakan, tahun depan, Kemdikbud berencana memberikan beasiswa miskin sebesar Rp 3,9 triliun. Bagi siswa yang berada di jenjang pendidikan dasar (SD dan SMP), bantuan juga bisa diterima dari penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Pada 2012, sebagaimana yang tercantum pada petunjuk teknis (juknis) penggunaannya, dana BOS diperbolehkan digunakan untuk menutupi kebutuhan personal siswa.
REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN - Setelah menyalurkan Beasiswa untuk Siswa Miskin SD (BSM-SD) di Jakarta Utara pada akhir April lalu, Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) kembali menyalurkan BSM-SD untuk propinsi Banten. Pemberian beasiswa diberikan langsung secara simbolik oleh Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh di SDN Kendayakan, Serang, Banten pada Rabu (18/5).

Terdapat 102.462 siswa SD di provinsi Banten yang menerima beasiswa program BSM-SD tersebut. Setiap siswa memperoleh 360 ribu per tahun. Selain memberikan beasiswa, Kemdiknas juga memberikan bantuan berupa perbaikan fasilitas belajar-mengajar. Fasilitas itu seperti perbaikan ruang kelas, bangunan perpustakaan baru, piano, greenboard, dan paket buku pengayaan.

Kondisi SDN Kendayakan, yang menjadi tuan rumah pemberian BSM-SD di Banten, memang terlihat memprihatinkan. Sekolah tersebut hanya memiliki 6 ruang kelas dan satu kantor. Ruang kelas yang dipakai oleh siswa sehari-hari kondisinya tidak cukup layak untuk belajar. Terdapat kerusakan di banyak tempat seperti jendela, dinding, dan atap. Sebanyak 195 siswa yang bersekolah di sana harus berhati-hati ketika hujan tiba. Atapnya yang rusak memperbesar kemungkinan kebocoran ketika hujan.

Nuh mengatakan, seharusnya kewajiban untuk melaksanakan pendidikan dasar merupakan kewajiban pemerintah kabupaten/kota. Namun Kemdiknas juga tidak bisa menutup mata apabila ada sekolah-sekolah yang benar-benar segera membutuhkan bantuan. “Pemerintah pusat akan bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk melihat sekolah mana yang harus dibantu,” ujarnya.

Ia juga meminta kepada pemerintah daerah untuk memerhatikan sekolah-sekolah yang merupakan mata rantai terlemah ini. Jangan hanya datang ke sekolah-sekolah sekolah bagus saja. “Makanya tadi saya bertanya apakah bupati atau gubernurnya sudah pernah ke sekolah atau belum. Orientasi ini harus diubah, jangan hanya perhatikan sekolah yang besar saja, tetapi juga harus memperhatikan sekolah-sekolah yang menjadi mata rantai terlemah,” tandas Nuh.

Program beasiswa SD telah berlangsung sejak 2005. Pada 2005 hingga 2007, program ini bernama Pemberian Beasiswa Prestasi SD. Kemudian pada 2008 hingga 2010, berubah menjadi Penyediaan Beasiswa bagi Siswa Miskin Jenjang SD. Dan pada tahun 2011 berubah lagi menjadi Penyediaan Beasiswa Siswa Miskin Sekolah Dasar (BSM-SD). Setiap tahun jumlah penerima beasiswa ini meningkat.
Basic Education Capacity – Trust Fund
Siswa Miskin Dapat Beasiswa
Posted on July 28, 2011

28 Juli 2011, Jakarta post p4
Kementrian Pendidikan Nasional mengalokasikan dana sebesar Rp 762,2 miliar tahun ini untuk BSM beasiswa SD. Siswa yang memiliki ranking 1 sampai 5 menerima biaya sebesar Rp 360.000 per siswa yang akan didistribusikan antara bulan juli sampai desember.


0 komentar:

Posting Komentar